Sabtu, 13 Desember 2014

Laporan Fototropisme (Pengaruh Cahaya) Pada Kacang Hijau







PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU (Parseo bulgaris)
(Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan)



Oleh
Bagus Taufiq Indrianto
1304122014












PROGRAM STUDI DIII PERKEBUNAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014






I.  PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang


Setiap makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi rangsangan yang disebut iritabilitas. Salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan.
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan oleh hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan adanya pindah tempat. Gerak dapat terjadi karena adanya pengaruh rangsangan (Anonim, 2014)

Pergerakan tumbuhan merupakan suatu respon terhadap rangsangan tertentu yang terarah atau dari arah tertentu. Tumbuhan dapat menerima rangsangan berupa panas, zat kimia, cahaya, sentuhan, dan gravitasi. Sedangkan responyang diberikan tumbuhan itu dapat berupa perubahan metabolisme dan perubahan bentuk dan struktur. Gerak pada tumbuhan tingkat tinggi dapat ditemukan dengan cara membengkok, melilit atau memanjat dari suatu organ tumbuhan. Sedangkan pada tumbuhan tingkatr rendah, gerakan yang dapat ditemukan ialah gerakan yang berupa suatu gerakan seluruh tubuh tumbuhan tersebut (Junaidi, 2008).


1.2  Tujuan


Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
1  Mengetahui tentang fototropisme.
2.  Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman..







II.  METODOLOGI



2.1  Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.  Polybag
2.  Cangkul
3.  Penggaris
4.  Kamera
5.  Benih kacang hijau
7.  Tanah
8. Air


2.2  Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.  Disiapkan 4 polybag kemudian diberi label yaitu, 2 polybeg ditempat terang dan 2 polybag ditempat gelap.
2.  Dimasukkan tanah kedalam polybag kemudian ditanam benih kacang hijau kedalam polybag
3.  Dipisahkan untuk 2 polybag ditempat terang dan 2 ditempat gelap kemudian disiram
4.  Ditutup dengan kardus polybag yang berada ditempat gelap
5.  Dilakukan pengamatan pertumbuhan kacang hijau setelah 1 minggu dengan mengukur tinggi batang








III.  HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1.  Hasil Pengamatan


Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


Tabel 1.  Data pertumbuhan tanaman kacang hijau pada tempat gelap dan terang.


Sampel
Tinggi tanaman (cm)
tempat terang
tempat gelap
1
16
24
2
14,5
34
3
14
 27,9
4
14,5
32
rata-rata
14,74
29,4




3.2  Pembahasan


Fototropisme adalah pertumbuhan organisme sebagai respon terhadap cahaya. Hal ini paling sering ditemukan pada tanaman, tetapi juga dapat terjadi pada organisme lain seperti jamur. Sel-sel pada tanaman yang terjauh dari cahaya memiliki bahan kimia yang disebut auksin yang bereaksi ketika fototropisme terjadi. Hal ini menyebabkan tanaman memiliki sel-sel memanjang di sisi terjauh dari cahaya. Fototropisme adalah salah satu dari banyak tropisme tanaman atau gerakan yang menanggapi rangsangan eksternal. Pertumbuhan menuju sumber cahaya disebut fototropisme positif, sedangkan pertumbuhan jauh dari cahaya disebut fototropisme negatif. Kebanyakan tanaman tunas menunjukkan fototropisme positif, dan mengatur ulang kloroplas dalam daun untuk memaksimalkan energi fotosintesis dan meningkatkan pertumbuhan. Akar biasanya menunjukkan fototropisme negatif, walaupun gravitropisme mungkin memainkan peran yang lebih besar dalam perilaku akar dan pertumbuhan. Beberapa ujung tanaman menjalar menunjukkan fototropisme negatif, yang memungkinkan mereka untuk tumbuh menuju benda gelap dan padat yang kemudian akan dijalari oleh mereka. Kombinasi atas fototropisme dan gravitropisme memungkinkan tanaman untuk tumbuh menuju arah yang benar (Anonim, 2014)
Telaah mengenai mekanisme fototropisme di mulai oleh percobaan yang dilakukan oleh Charles Darwin dan putranya Francis. Percobaan dilakukan dengan menghilangkan ujung pucuk batang, dan didapatkan hasil bahwa fototropisme tidak terjadi disebabkan hilangnya pucuk tersebut. Begitu pula ketika ujung pucuk di lapisi bahan yang tidak dapat ditembus cahaya. Namun, fototropisme tetap terjadi ketika seluruh bagian tumbuhan dikuburkan ke dalam pasir hitam halus dan hanya ujung pucuk yang berada di luar, yang menyebabkan membeloknya batang. Dari percobaan ini dijelaskan bahwa, rangsangan (cahaya) terdeteksi pada suatu tempat (ujung pucuk) dan responnya (pelengkungan) dilaksanakan di tempat lain (daerah perpanjangan) (Krisdianto, 2005).

Mekanisme fototropisme dijelaskan dari percobaan yang dilakukan oleh Boysen dan Jensen dan disempurnakan dengan penemuan auksin oleh F.W. Went. Auksin memiliki peran penting dalam pembelokan batang ke arah cahaya. Auksin merupakan kordinator kimiawi yang berperan dalam pertambahan sel dan pertumbuhan. Auksin berada pada ujung pucuk, sehingga ketika cahaya berada di atas tumbuhan, akan terjadi distribusi auksin dari pucuk ke daerah pemanjangan secara vertikal. Namun ketika cahaya diberikan dari salah satu sisi batang, menyebabkan distribusi auksin secara lateral (asimetrik) dari sisi yang mendapatkan cahaya ke sisi yang gelap. Cahaya yang paling efektif dalam merangsang fototropisme adalah cahaya gelombang pendek, sedangkan cahaya merah tidak efektif. Di duga respon fototropis ini ada kaitannya dengan karoten dan riboflavin, karena kombinasi penyerapan spectrum oleh karoten dan riboflavin mirip dengan pola kerja spektrum terhadap fototropisme (Heddy, 1996).

Ketika cahaya diberikan dari salah satu sisi batang, menyebabkan distribusi auksin secara lateral (asimetrik) dari sisi yang mendapatkan cahaya ke sisi yang gelap. Bagian tanaman yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi.
Hal ini menyebabkan sisi batang yang pada daerah gelap akan mengalami pertumbuhan sel lebih cepat, sehingga batang seperti berbelok ke arah datangnya cahaya. Bagian tanaman yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi.
Diperkirakan distribusi auksin yang asimetrik, disebabkan oleh gabungan tiga mekanisme yang berbeda, yaitu:
a.    Terjadinya perusakan auksin oleh cahaya (photodestruction) pada bagian koleoptil yang terkena cahaya.
b.    Meningkatnya sintesis auksin pada bagian koleoptil yang gelap
c.    Adanya angkutan auksin secara lateral dari bagian yang terkena cahaya menuju ke bagian yang gelap (Lakitan, 2007).

Dalam agama islam, ayat yang menjelaskan tentang tanaman, salah satunya iyalah Surah Al An’am (6) : 99
وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۗ انْظُرُوا إِلَىٰ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Terjemahan ayat :
“Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”.






KESIMPULAN


Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1.  Fototropisme adalah pertumbuhan organisme sebagai respon terhadap cahaya. Pertumbuhan menuju sumber cahaya disebut fototropisme positif, sedangkan pertumbuhan jauh dari cahaya disebut fototropisme negatif.

2.  Bagian tanaman yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi dan
menyebabkan sisi batang yang pada daerah gelap akan mengalami pertumbuhan sel lebih cepat.








DAFTAR PUSTAKA



Anonim, 2014. Fototropisme. http//www.id.wikiedia.org/fototropisme. Diakses pada
            19 November 2014

Heddy, S. 1996. Hormon Tumbuhan. PT Raja Grafindo. Jakarta.

Junaidi, Wawan. 2008. Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan. Erlangga. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
























LAMPIRAN




Gambar 1. Tanamn kacang hijau yang ditanam pada kondisi terang


Gambar 2. Tanaman kacang hijau yang ditanam dalam kondisi gelap


Gambar 3. Tanaman kacang hijau pada kondisi terang dan gelap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar